ANGKUTAN BATUBARA DITARGETKAN 22,7 JUTA TON

Bandarlampung, 272  - PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada 2013-2014 menargetkan volume angkutan batubara sebanyak 22,7 juta ton atau hampir dua kali lipat dari realisasi 2012 sebesar 10,2 juta ton.
         "Volume angkutan sebesar itu membutuhkan 44 perjalanan kereta babaranjang untuk mengangkut batubara dari Tanjung Enim Sumatera Selatan menuju Tarahan Lampung, pulang-pergi," kata Vice President PT KAI Subdivre III.2 Tanjungkarang, Sucipto Susilo Hadi, di Bandar Lampung, Rabu.
         Ia menyebutkan peningkatan volume angkutan batubara itu juga harus juga diimbangi dengan kereta angkut dari sebelumnya hanya 12 trip sehari menjadi 22 trip sekali perjalanan.
         Menurutnya, peningkatan angkutan batubara milik PT Bukit Asam itu juga dipastikan akan menambah pendapatan PT KAI Subdivre III.2 dari target Rp1,7 triliun menjadi Rp1,5 triliun pada 2012.
         Ia menyebutkan dari sekitar Rp7 triliun pendapatan PT KAI 2012, sebesar Rp2,7 triliun berasal dari Sumatera bagian selatan, tetapi setelah tutup buku, pendapatan akhir mencapai sekitar Rp1 triliun lebih.
         "Namun secara total pendapatannya hanya Rp750 miliar, karena PT KAI wilayah Sumatera bagian selatan memberikan subsidi kepada PT KAI wilayah Jawa sebesar Rp250 miliar," jelasnya.
         Sementara itu, Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said menyatakan apresiasi atas kinerja dan program kerja PT KAI pada  2013-2014.
         Program itu, antara lain angkutan batubara sebanyak 22,7 juta ton, kemudian mendatangkan 44 lokomotif CC.205 baru, pembangunan tujuh stasiun baru dan pengembangan jalur ganda.
         Volume angkutan sebesar itu lanjutnya, juga dipastikan peningkatan kapasitas angkutan batu bara oleh PT Bukit Asam dari 12 trip menjadi 23 trip dengan rangkaian gerbong sebanyak 44 unit.
        "Saya minta perhatiannya agar PT KAI benar-benar memperhitungkan dengan matang, agar tidak menambah kemacetan yang memang selama ini sudah terjadi manakala rangkaian kereta batubara melintas di lintasan kereta api yang ada di tengah Kota Bandar Lampung," kata dia.
         Wakil Gubernur Lampung itu menambahkan pentingnya angkutan kereta api dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
         Untuk itu, Pemprov Lampung secara terus menerus dan berkesinambungan selalu mengalokasikan dana APBD untuk program pengembangan perkeretaapian di daerah ini, antara lain dengan melakukan, studi kelayakan shortcut angkutan kereta api Rejosari-Tarahan.
         Selain itu, studi kelayakan disain detil teknis dan dasar bagi  angkutan kereta api Tanjung Karang-Pringsewu serta Tegineneng-Metro.