Tim Pemantau Panen dan Penyerapan Gabah Adakan Rapat Evaluasi dan Rencana Kerja Tahun 2016

Bulog Lampung mengalami kesulitan dalam penyerapan gabah pada tahun 2015.“Banyak hasil produksi gabah yang diperdagangkan ke luar Provinsi Lampung. Hal ini berakibat pada keterbatasan Bulog Lampung melakukan penyerapan,” kata Kepala Bulog Divre Lampung Dindin Syamsudin saat rapat evaluasi pelaksanaan kerja tahun 2015 dan rencana kerja tahun 2016 di Ruang Sungkai Balai Keratun, kompleks Pemprov Lampung Selasa, 19/1/2016.

Dindin mengatakan, target dan realisasi pengadaan selama 2015 mengalami dua kali perubahan. Pertama, target 90.000 ton terealisasi 76.476 ton dengan presentase 84,97%. Kedua, tambahan target 40 ribu ton dan terealisasi 12.028 ton. “Sehingga, total target 130.000 ton, dan terealisasi 88.503 ton atau 68,08%,” ujarnya.

Banyak kendala yang banyak dihadapi antara lain, penentuan/penertiban Harga Pembelian Pemerintah  (HPP) 2015 terlambat sehingga kehilangan momentum saat panen raya, penggilingan yang kesulitan memenuhi standar Inpres akibat keterbatasan sarana prasarana, dan keterbatasan space gudang penyimpanan.

Kendala lainnya, rata rata harga gabah/beras sepanjang tahun 2015 di atas HPP, dan saat panen raya tidak diimbangi dengan cuaca yang baik. Sebab, curah hujan yang cenderung tinggi membuat Bulog kesulitan memperoleh beras dengan kualitas sesuai Inpres 5/2015.(*)