Ekonomi Lampung Tumbuh 6,25 persen

BANDAR LAMPUNG (Lampost.co): Ekonomi Provinsi Lampung tumbuh 6,25 persen pada triwulan III-2012, melambat jika dibandingkan dengan triwulan II-2012 yang mencapai 6,46 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Gandjar Mustika di Bandarlampung, Jumat (16-11), mengatakan dari sisi permintaan, kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Lampung itu berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 3,33 persen, net ekspor sebesar 2,90 persen, dan komponen Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) sebesar 1,45 persen.

Peningkatan kontribusi pada komponen net ekspor sejalan dengan masa panen komoditas perkebunan utama Lampung pada periode triwulan-III, meskipun terjadi trend penurunan harga komoditas di pasar dunia.
Gandjar Mustika menjelaskan lebih lanjut, sesuai dengan hasil Kajian
Ekonomi Regional Provinsi Lampung, dari sisi penawaran, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebagaimana triwulan sebelumnya memberikan sumbangan terbesar bagi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III, yaitu sebesar 1,48 persen.

Kemudian diikuti sektor pertanian sebesar 1,41 persen, lalu sektor angkutan dan komunikasi sebesar 1,04 persen, serta sektor industri pengolahan sebesar 0,77 persen. Sektor angkutan dan komunikasi dan sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, seiring dengan pelaksanaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) pada periode ini.

Inflasi Lampung Kepala BI Provinsi Lampung itu juga menjelaskan bahwa untuk inflasi Provinsi Lampung pada triwulan III-2012 mencapai 1,98 persen (qtq), mengalami tren kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,36 persen (qtq). Secara tahunan, inflasi Provinsi Lampung pada triwulan III-2012 menjadi sebesar 4,32 persen (yoy), mengalami penurunan dibandingkan inflasi pada triwulan II-2012 yang mencapai 4,66 persen (yoy).

Berdasarkan disagregasi, inflasi Provinsi Lampung pada triwulan III-2012 sebesar 1,98 persen (qtq) itu, disumbang oleh inflasi inti yang mencapai 1,04 persen dan inflasi volatile foods sebesar 0,92 persen, sedangkan sumbangan inflasi administered cukup minimal, yaitu sebesar 0,02 persen.

Komoditas beras, menjadi penyumbang inflasi terbesar yang disebabkan oleh kembali menurunnya supply pascapanen Tahap I pada triwulan lalu.
Komoditas atau hal lain yang menjadi penyumbang inflasi periode triwulan III-2012 adalah biaya masuk sekolah (SLTP), ikan kembung, daging sapi, emas perhiasan, nasi, tempe, daun singkong, seragam sekolah anak, dan sawi hijau. (ANTL-4) Foto: Ilustrasi. (sumber : lampungpost.com)