Nilai Tukar Petani Lampung Menurun

Penurunan harga sejumlah komoditas pertanian menyebabkan nilai tukar petani Lampung pada Oktober 2015 mengalami penurunan.
"Pada Oktober 2015, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, kecuali pada komoditas tanaman pangan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Adhi Wiriana, di Bandarlampung, Senin (2/11).
Ia menyebutkan, harga-harga yang mengalami penurunan antara lain beberapa jenis sayuran, seperti cabai merah, cabai rawit, kacang panjang, kol/kubis, dan wortel, dan beberapa tanaman buah-buahan pada subsektor tanaman hortikultura.
Pada komoditas tanaman subsektor perkebunan rakyat, seperti cengkeh dan kopi juga mengalami penurunan harga.
Pada subsektor peternakan mengalami penurunan harga pada ternak besar, ternak kecil, dan unggas.
Adhi menjelaskan, pada subsektor perikanan budidaya dan perikanan tangkap juga mengalami penurunan harga pada beberapa jenis ikan.
"Semua subsektor mengalami penurunan Nilai Tukar Petani pada Oktober 2015, kecuali subsektor tanaman pangan," ujarnya pula.
Secara rinci, subsektor pertanian tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,89 persen, subsektor tanaman hortikultura turun 1,61 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat turun 0,41 persen, subsektor peternakan turun 1,18 persen, subsektor perikanan tangkap turun 0,53 persen, dan subsektor perikanan budidaya turun 1,01 persen.
NTP Provinsi Lampung Oktober 2015 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 106,85 untuk subsektor padi dan palawija (NTP-P), 101,46 untuk subsektor hortikultura (NTP-H), 96,71 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr), 114,31 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt), 104,90 untuk subsektor perikanan tangkap, dan 95,88 untuk subsektor perikanan budidaya.
"Sedangkan NTP Provinsi Lampung tercatat sebesar 104,09," katanya pula.
Ia menambahkan, dari 33 provinsi, sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 11 provinsi mengalami penurunan NTP.
Kenaikan tertinggi NTP terjadi di Provinsi Bengkulu dengan peningkatan 1,31 persen. Sedangkan, penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Riau yang turun sebesar 1,13 persen.(*)