Gubernur Setujui Penurunan Tarif PKB dan BBNKB

Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo setuju dengan rencana penurunan tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).
Menurut Ridho, sebelumnya sudah mendiskusikan dengan pihak Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung terkait penurunan tarif PKB dan juga BBNKB yang dinilai cukup tinggi jika dibandingkan di daerah Jakarta serta daerah lain di Sumatera.
"Iya pernah didiskusikan dan sudah saya setujui, tinggal langkah langkah teknisnya saja," ujar Gubernur,Selasa, 3 November 2015.
Penurunan tarif pajak kendaran bermotor dan bea balik nama diyakini dapat menambah PAD dari sektor pajak karena bisa membuat masyarakat tidak lagi membele kendaraan bermotor di luar Lampung, serta taat membayar pajak.
Dari data yang ada, pajak kendaraan bermotor (PKB) sudah mencapai 79,06 persen dan untuk bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) hingga tanggal 13 Oktober 2015 sudah 67,66 persen. Namun, Kepala Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Lampung Syaiful Darmawan optimis target pajak kendaraan bermotor hingga Desember akan tercapai hingga 100 persen.
Dari data yang ada di Dinas Pendapatan Provinsi Lampung dari tanggal 2 Januari hingga 13 Oktober 2015 untuk target PKB senilai Rp.571.200.000.000 dan saat ini sudah mencapai realisasi Rp.451.563.284.109 sedangkan untuk BBN- KB untuk target tahun ini Rp.712.000.000 dan sudah mencapai realisasi Rp.481.774.134.267.
"Insya allah mencapai target sampai Desember karena kalau pajak kendaraan bermotor saya optimis tercapai target. Tapi kalau untuk Bea Balik Nama ini kita dihadapkan situasi ekonomi yang tidak memungkinkan jadi nilai jual beli masyarakat rendah," ujar Syaiful.
Sementara Sekretaris Dispenda Rojali, beberapa waktu lalu mengatakan penghasilan pajak dari sekor pembeliaan kendaraan baru menurun hingga 26 persen.
"Karena pihak dealer untuk nasional mengalami penurunan sekitar 20 persen sedangkan di lampung mengalami penurunan pembelian kendaraan bermotor mencapai 26 persen," jelasnya
Rojali menambahkan, untuk pembelian kendaraan bermotor yang menurun dikarenakan musim kemarau sehingga hasil pertanian pun tidak maksimal. “Perekonomian timbul karena hasil produksi pertanian seperti hasil bumi, padi, kopi, lada, coklat yang menurun dan sekarang ini ekonomi tidak berputar banyak masyarakat yang lebih memilih beli beras dibandingkan bayar pajak sehingga hasil pajak menurun," pungkasnya. (*)