Waspadai DBD di Musim Hujan

Demam berdarah dengue adalah sebuah momok yang dirasakan oleh keluarga. Penyakit ini sangat endemik di negara tropis seperti Indonesia. Memasuki musim penghujan, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menginfeksi. Demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani, khususnya anak-anak yang seringkali menjadi sasaran empuk dari gigitan nyamuk ini. Sebagai orangtua, sebaiknya berusaha mencegah agar anak dan seluruh anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini.
 
Kepala seksi promkes Dinas kesehatan provinsi Lampung dr.Asih Hendrastuti mengatakan, salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk  perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana transportasi dan terganggu. Faktor risiko  lainnya  adalah  kemiskinan  yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan  untuk menyediakan  rumah  yang layak  dan  sehat,  pasokan  air  minum  dan pembuangan  sampah  yang  benar. Tetapi di  lain  pihak, DBD juga  bisa  menyerang penduduk  yang  lebih  makmur  terutama yang  biasa  bepergian. Nyamuk menyukai lingkungan yang hangat untuk hidup, ujarnya.
 
Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui gigitan nyamuk seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus yang terbawa di dalam kelenjar ludah si nyamuk kemudian ditularkan dengan gigitan nyamuk kepada orang yang sehat.
 
Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang yang baru saja tergigit dan menyebabkan orang sehat menjadi terinfeksi, kata Asih, Senin (14/12). 
 
Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa, Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang, ucapnya.
 
Manifestasi Klinis Demam Dengue
 
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi.
 
Manifestasi Klinis Demam Berdarah 
 
Pasien yang menderita demam berdarah biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah.  Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD.  Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah.  Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
 
Sindrom Syok Dengue
 
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. Sindrom syok terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. Hal ini umumnya sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu makan.
 
Diagnosis
 
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam. Namun, karena gejala penyakit demam berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun demam tifoid maka biasanya tenaga medis yaitu dokter akan terlebih dahulu mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi kemungkinan pasien tergigit nyamuk. Selain itu untuk mendapatkan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium. 
 
Pencegahan
 
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue,paparnya. (HD)