Transportasi Kebun dan Tambang Harus BBG

Jakarta --Pemerintah mengharapkan agar truk-truk perkebunan dan pertambangan mengalihkan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar nonsubsidi ke bahan bakar gas (BBG). Selain dapat menghemat, BBG merupakan salah satu sumber energi yang bersih dan minim emisi.


"Sekarang sudah ada pelarangan penggunaan solar bersubsidi untuk truk-truk pertambangan dan perkebunan. Kita berharap ada contoh atau pilot project truk-truk tersebut menggunakan BBG," kata Dirjen Migas Kementerian ESDM Edy Hermantoro di Jakarta, Selasa (5-11).

Dengan menggunakan BBG, pengusaha perkebunan dapat menekan biaya bahan bakar yang harus dikeluarkan. Konversi akan semakin mudah karena pada tahun ini pemerintah akan membangun SPBG di sejumlah wilayah khususnya di Kalimantan. Antara lain, Balikpapan sebanyak empat unit.

Selain truk-truk perkebunan dan pertambangan, kendaraan dinas pemerintah dan pemda serta BUMN dan BUMD, juga dapat memanfaatkan SPBG tersebut.

"Saya sendiri sudah merasakan manfaat menggunakan bahan bakar gas. Kalau biasanya untuk tiga hari harus membeli BBM nonsubsidi Rp600 ribu, dengan menggunakan gas, hanya Rp180 ribu," ujar Edy.

Konversi BBM ke bahan bakar gas merupakan salah satu upaya pemerintah dalam diversifikasi energi serta menekan subsidi BBM. Untuk mendukung kebijakan ini, berbagai infrastruktur seperti SPBG, pipa gas serta FSRU secara bertahap dibangun pemerintah. (inc-PR)