Tingkatkan Kemampuan Usaha Dinsos Lampung Gelar Bimtek KUBE di Mesuji

Sistem atau model pendekatan kelompok dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial adalah mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif secara berkelompok atau lebih dikenal dengan nama Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Kelompok ini beranggotakan 10 keluarga miskin yang telah tercatat dalam Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial dan dibentuk dari/oleh anggota.
KUBE bertujuan untuk peningkatan kemampuan berusaha para anggota secara bersama dalam kelompok, Peningkatan pendapatan, juga peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota KUBE dan dengan masyarakat sekitar.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Lampung, Sumarju Saeni pada acara Bimbingan Teknis KUBE (27/08) di Kabupaten Mesuji.
Sumarju menambahkan bahwa Kabupaten Mesuji jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial pangan secàra tunai melalui Rastra sebanyak 9.562 KPM.
Karena, kata dia hal ini merupakan arahan Presiden Republik Indonesia dalam rangka meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk mendorong keuangan inklusif, bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non tunai, dengan menggunakan sistem perbankan.
Oleh karena itu bantuan Rastra di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten lainnya akan mengalami transformasi menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Prinsip dasar dari BPNT yakni Kube Jasa atau elektronik warung gotong royong (e-warong) mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM, memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa, jenis, dan kualitas bahan pangan dengan preferensi.
Selain itu, mendorong usaha eceran rakyat melalui Kube Jasa/e-warong untuk melayani KPM dan memberikan akses jasa keuangan kepada KPM, kata dia.
Oleh karena itu untuk persiapan BPNT tersebut Bimtek yang diikuti oleh 80 orang pengurus pengelola 35 Kube dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sebanyak 7 orang ini diarahkan sebagai Kube Jasa/e-warong dan sekaligus sebagai agen penyalur BPNT.
"Harapan saya sebanyak 35 Kube ini bekerjasama dengan Bank Himbara khususnya BRI dalam penyediaan alat pembayaran transaksi non tunai atau Electronic Data Capture(EDC)" tandas dia.
Sementara, wakil Bupati Mesuji Sapli, Th, mengharapkan bahwa bantuan tersebut dapat dimanfaatkan, bantuan ini dengan sebaik-baiknya untuk peningkatan usaha, bukan yang lainnya.
"Saya berharap bantuan ini harus dapat dimanfaatkan dg sebaik baiknya dan para pendamping saya pesankan agar mendampingi Kube sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan kesejahteraan sosial" kata wakil Bupati Sapli.
Disisi lain, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mesuji, Suhaimi menambahkan bahwa 35 Kube tersebut mendapatkan bantuan 20 juta dari Pemprov Lampung melalui dana dekon sebanyak 20 Kube.
Sedangkan 15 Kube lainnya dibantu modal usaha melalui ÀPBD Kabupaten Mesuji masing masing sebanyak 15juta rupiah, jelas dia.
"Bantuan tersebut dipergunakan untuk modal warung manisan dan dilaksanakan secara kelompok" kata Suhaimi.
Sementara, Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinsos Lampung, Zupriyanto mengatakan di Privinsi Lampung model e-warong baru diterapkan di Kota Bandar Lampung dengan Metro.
Di Kota Metro e-warongnya juga melayani transakni tunai dan telah dilengkapi dengan aplikasi e-kasir sehingga lebih praktis, transparan dan akuntabel, singkat dia.(HD)
Kelompok ini beranggotakan 10 keluarga miskin yang telah tercatat dalam Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial dan dibentuk dari/oleh anggota.
KUBE bertujuan untuk peningkatan kemampuan berusaha para anggota secara bersama dalam kelompok, Peningkatan pendapatan, juga peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota KUBE dan dengan masyarakat sekitar.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Lampung, Sumarju Saeni pada acara Bimbingan Teknis KUBE (27/08) di Kabupaten Mesuji.
Sumarju menambahkan bahwa Kabupaten Mesuji jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bantuan sosial pangan secàra tunai melalui Rastra sebanyak 9.562 KPM.
Karena, kata dia hal ini merupakan arahan Presiden Republik Indonesia dalam rangka meningkatkan efektivitas dan ketepatan sasaran penyaluran bantuan sosial serta untuk mendorong keuangan inklusif, bantuan sosial dan subsidi disalurkan secara non tunai, dengan menggunakan sistem perbankan.
Oleh karena itu bantuan Rastra di Kabupaten Mesuji dan Kabupaten lainnya akan mengalami transformasi menjadi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Prinsip dasar dari BPNT yakni Kube Jasa atau elektronik warung gotong royong (e-warong) mudah dijangkau dan digunakan oleh KPM, memberikan lebih banyak pilihan dan kendali kepada KPM tentang kapan, berapa, jenis, dan kualitas bahan pangan dengan preferensi.
Selain itu, mendorong usaha eceran rakyat melalui Kube Jasa/e-warong untuk melayani KPM dan memberikan akses jasa keuangan kepada KPM, kata dia.
Oleh karena itu untuk persiapan BPNT tersebut Bimtek yang diikuti oleh 80 orang pengurus pengelola 35 Kube dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) sebanyak 7 orang ini diarahkan sebagai Kube Jasa/e-warong dan sekaligus sebagai agen penyalur BPNT.
"Harapan saya sebanyak 35 Kube ini bekerjasama dengan Bank Himbara khususnya BRI dalam penyediaan alat pembayaran transaksi non tunai atau Electronic Data Capture(EDC)" tandas dia.
Sementara, wakil Bupati Mesuji Sapli, Th, mengharapkan bahwa bantuan tersebut dapat dimanfaatkan, bantuan ini dengan sebaik-baiknya untuk peningkatan usaha, bukan yang lainnya.
"Saya berharap bantuan ini harus dapat dimanfaatkan dg sebaik baiknya dan para pendamping saya pesankan agar mendampingi Kube sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan kesejahteraan sosial" kata wakil Bupati Sapli.
Disisi lain, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mesuji, Suhaimi menambahkan bahwa 35 Kube tersebut mendapatkan bantuan 20 juta dari Pemprov Lampung melalui dana dekon sebanyak 20 Kube.
Sedangkan 15 Kube lainnya dibantu modal usaha melalui ÀPBD Kabupaten Mesuji masing masing sebanyak 15juta rupiah, jelas dia.
"Bantuan tersebut dipergunakan untuk modal warung manisan dan dilaksanakan secara kelompok" kata Suhaimi.
Sementara, Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinsos Lampung, Zupriyanto mengatakan di Privinsi Lampung model e-warong baru diterapkan di Kota Bandar Lampung dengan Metro.
Di Kota Metro e-warongnya juga melayani transakni tunai dan telah dilengkapi dengan aplikasi e-kasir sehingga lebih praktis, transparan dan akuntabel, singkat dia.(HD)