Tiga Sastrawan Bawa Lampung ke Pentas Dunia

Tiga sastrawan Lampung yaitu Isbedy Setiawan, Arman Az, dan Juperta Panji Utama membawa nama daerah Lampung ke pentas dunia untuk membacakan puisi di Belanda. Tidak hanya itu, ketiga insan sastra dan budaya itu juga membawa misi menginventarisasi atau mendata kekayaan budaya Lampung di Belanda.

Demikian disampaikan Juperta Panji Utama, salah satu penyair Lampung yang turut membacakan puisi di Belanda.
"Kami membacakan puisi di Belanda selama tiga hari. Setelah itu, jika dana memadai kami akan berangkat ke Paris dan Jerman. Tidak hanya itu, misi kami juga menginventarisasi kekayaan budaya Lampung yang ada di perpustakaan dan museum di negara tersebut," kata Panji, Selasa (3/11/2015).

Ia melanjutkan pihaknya masih kekurangan dana karena ketiga sastrawan ini juga akan merepro, memfotokopi, dan mengumpulkan dokumentasi Lampung yang tersimpan dalam museum dan perpustakaan di 5 museum ternama Belanda. Meski demikian, Panji menaruh apresiasi terhadap gubernur Lampung yang telah mendukung ketiga sastrawan itu ke Belanda.

"Kami pamit kepada Gubernur di kantornya, Selasa (3/11/2015). Gubernur sangat mengapresiasi dan mendukung. Gubernur berpesan pelajari apa yang bisa diterapkan di Lampung untuk kepentingan ilmu pengetahuan," ujarnya.

Disisi lain, penyair Isbedy menjelaskan undangan ini adalah prestasi dan prestise bagi sastrawan Lampung. Ia diundang membaca puisi dan diskusi di hadapan mahasiswa S-3 Universitas Leiden, Belanda. Ia melanjutkan mereka juga membawa cenderamata alat musik dari Sekala Brak (Lamba), gamolan pring (cetik) untuk museum dan perpustakaan di Leiden, Universitas Leiden, Universitas Erasmus Roterdam.

Peneliti sastra dan budaya Lampung, Arman Az, mengungkapkan berupaya membawa manuskrip Lampung yang sudah direpro dan diserahkan ke pemprov dan instansi terkait untuk dimanfaatkan masyarakat Lampung.
Ia berharap langkah ini awal dari diplomasi budaya Lampung. "Selanjutnya membuka pintu bagi sejumlah pihak di Lampung yang berminat meneliti juga seperti akademisi, jurnalis, sejarawan, dan budayawan," ujar Arman, Selasa (3/11/2015).(*)