Rakor Forkopimda Lampung dengan Forkopimda Kecamatan se-Provinsi Lampung

Gubernur Lampung, M.Ridho Ficardo mengucapkan selamat kepada Kapolda Lampung Brigjend Edward Syah Pernong dengan konsepnya Tim Anti Bandit 308 yang telah banyak menangkap para bandit namun diingatkan bahwa akar masalahnya belum terselesaikan dengan baik.
 
M.Ridho sangat konsen dengan pemberantasan narkoba. Karena memang Indonesia dan juga Provinsi Lampung sudah menjadi Darurat Narkoba. Oleh karena itu Babinsa dan Babinkamtibnas agar mengoptimalkan perannya dalam memerangi pengedar dan pemakai narkoba. Untuk narkoba putuskan pangsa pasarnya. Katanya.
 
Selanjutnya berkaitan dengan Pilkada Serentak yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015 Gubernur menginstruksikan kepada jajaran ASN dan Pihak Keamanan (TNI dan Polri) agar netral dan tidak terjebak oleh politik praktis. Apabila dilanggar maka ancamannya adalah dipecat dengan tidak hormat.
 
Demikian disampaikan Gubernur Lampung pada saat memberikan arahan dan membuka secara resmi Rapat Forkopimda Provinsi Lampung, Forkopimda Kabupaten/Kota dan Forkopim Kecamatan se Provinsi Lampung hari ini Senin 26 Oktiber 2015 di Gedung Pusiban Komplek Kantor Gubernur Lampung.
 
Komandan Korem 043 Gatam Kolonel (Inf) Joko Purwo Putranro menyampaiakan bahwa menjelang pelaksanaan Pemilukada serentak suhu politik  meningkat namun masih kondusif. Oleh karena itu perlu adanya sinergitas antara aparat keamanan dan pemerintah daerah dalam menciptakan suasana yang kondusif. Korem 043 Gatam mendukung secara proaktif tugas perbantuan KPD  Pemprov/Polda Lampung dalam menciptakan situasi yang kondusif dan harmonis. Katanya.
 
Sedangkan Karo Ops Polda Lampung Kombes Nelson Panjaitan menyampaikan di Provinsi Lampung terdapat beberapa wilayah rawan konflik yang diakibatkan oleh masalah pertanahan, pembegalan dan pencurian, suku. Hal tersebut dilatar belakangi oleh degradasi nilai nilai 4 pilar kebangsaan, rendahnya tingkat pendidikan, maraknya peredaran narkoba dan miras, tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, low leadership,merosotnya kearifan lokal, lemahnya penegakan hukum, adanya aktir intelektual dan provokator, kemajuan teknologi yg tidak terkendali, runtuhnya keserasian sosial, sengketa lahan, kehidupan ekonomi yang semakin sulit. Demikian disampaikan oleh Nelson.
 
Informasi Publik/SS