Pilkada Aman, Doa Gubernur Terkabul

Pesta demokrasi pilkada serentak di delapan kabupaten/ kota 9 Desember lalu telah usai dan berjalan damai. Hingga penghitungan suara yang resmi dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) situasi dan kondisi tetap berjalan kondusif.
 
Gubernur Lampung Ridho Ficardo mengaku senang melihat masyarakat Lampung yang menghormati hasil akhir Pilkada serentak tanpa ada aksi anarksi. “Alhamdulilah Lampung tetap aman, ini artinya masyarakat Lampung sudah lebih dewasa cara berfikir dan menyikapi pesta demokrasi. Ini sungguh luar biasa kemajuan demokrasi di Lampung,” ujarnya saat menghadiri acara yang digelar di Bank Indonesia Perwakilan Lampung, Senin (21/12).
 
Dirinya mengaku sempat khawatir akan terjadi aksi rusuh paska pilkada 9 Desember lalu. Hal ini sangat wajar, sebab sejarah pesta demokrasi di Lampung masih jadi catatan merah dari pihak kepolisian dalam kurun waktu 15 tahun terakhir yang kerap aksi rusuh. Dari data Badan Intelegen Negara (BIN) perwakilan Lampung dan Polda Lampung merilis ada tiga kabupaten yang masuk zona rawan konflik pilkada yakni Lampung Selatan, Lampung Timur dan Lampung Tengah.
 
"Saya sampai deg-degan sebelum dan  setelah pencoblosan apakah ada rusuh atau tidak. Tapi Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, ini semua berkat kesigapan pengaman dari kepolisian dan saya ucapkan trimakasih kepala Kapolda Lampung beserta anggota,"terangnya.
 
Dirinya juga mengungkapkan bahwa sebelum pencoblosan 9 Desember lalu, dirinya terhitung dua kali mengelar doa bersama istigozah untuk meminta kepada sanga pencipta memberikan kedamainya dalam pilkada di Lampung.
"Saya undang kyai, ustad, tokoh agama untuk mendoakan pilkada Lampung aman. Dan Alhamdulilah doa saya dan masyarakat Lampung dikabulkan Allah," katanya.
 
Ketakutan Ridho sangat beralasan, sebab jika ada kerusuhan paska pilkada maka efek domino yang ditimbulkan sangat merugikan Lampung secara keseluruhan. "Coba kita liat di Kalimantan Utara, itu kantor gubernur dibakar massa kaca-kaca perkantoran pecah. Untung tidak terjadi di Lampung, ini merugikan kita dalam pembangunan daerah. Investor akan lari kalau situasi politiknya tidak tentram dan akhirnya pertumbuhan pembangunan tidak ada, ya masyarakat juga yang merasakan kerugian,"pungkasnya. (TN)