Perkembangan Kognitif Bayi 0 - 12 Bulan
.jpg)
Secara umum orang tua banyak memberikan gagasan untuk mencari cara agar bayi tumbuh cerdas. Perkembangan kognitif (intelektual) sejatinya merupakan perkembangan pikiran. Perkembangan inilah yang bertanggung jawab terhadap pembentukan mental, penyelesaian masalah, penilaian, bahasa, pemahaman sebab akibat, pengambilan keputusan, serta ingatan. Karena dikendalikan dari otak, perkembangan kognitif kerap dikaitkan dengan kecerdasan.
Demikian dikatakan kepala seksi Promkes Dinas Kesehatan provinsi Lampung dr.Hj.Asih Hendrastuti,M,Kes, Jum'at (25/12).
Berdasarkan Piaget, pada bayi, perkembangan kognitif berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Karena itulah, orangtua memegang peranan penting dalam memaksimalkan perkembangan kognitif anak usia 0-12 bulan, ujarnya.
Ada yang dapat kita jadikan acuan orangtua untuk memaksimalkan kognitif bayinya. Seperti, Pada bulan-bulan awal, berikan stimulasi sensoris. Pada bayi, pemahaman akan sesuatu berawal dari kemampuan sensorisnya. Ini berarti, khususnya di usia-usia awal (0-6 bulan), bayi menerima informasi tentang lingkungan di sekitarnya melalui pancaindra. Setiap penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, serta perabaan yang dilakukannya, akan menimbulkan berbagai sensasi yang pada akhirnya menciptakan suatu pemahaman pada otak bayi, terangnya.
Selain itu, usapan handuk di tubuhnya seusai mandi, contoh, akan merangsang perkembangan kognitifnya, karena dari usapan tersebut bayi belajar mengenai tekstur kain handuk yang lembut.
Selanjutnya, berusaha hindari overstimulasi dan suara-suara yang mengganggu pada bayi seperti, suara berisik akan memengaruhi konsentrasi. Ini pun berlaku pada bayi. Ia membutuhkan ketenangan ketika tengah membentuk pemahaman tentang sesuatu. Usahakan juga untuk tidak memberikan stimulasi dengan bertubi-tubi. Cara itu justru akan membuat otak bayi bekerja terlalu cepat sehingga tak mampu mencerna pengalaman yang didapatnya dengan baik. Lakukan stimulasi secara perlahan dan dengan frekuensi berulang-ulang, bebernya.
Faktor kebersihan botol susu atau dot harus terjaga dengan steril, usahakan dot atau empeng disesuaikan dengan selembut mungkin, hal itulah guna menjaga pertumbuhan daya rangsang gusi dan rongga mulut sebagai perangsang pertumbuhan gigi kelak, ucapnya.
Selain itu tentu faktor asupan gizi berimbang, gunakan Air Susu Ibu (ASI) ekseklusif sesuai anjuran kesehatan, karna hanya ASI yang mampu membuat kekebalan tubuh bayi dan tak lupa pakaian bayi harus selalu bersih, harapnya.
Yang mesti kita ingat tambah Asih, mengenai tambahan makanan disela-sela pemberian ASI atau dikenal dengan MPASI sangat dianjurkan diberikan kepada bayi yang sudah berusia 6 bulan. Selain karena tubuhnya sudah mulai membutuhkan berbagai zat penunjang pertumbuhan, pada usia ini bayi juga harus mulai di latih untuk mengenal berbagai macam makanan dalam rangka menyeimbangkan sistem pencernaan dan untuk membantu kekebalan tubuhnya, pesannya. (HD)