Pemprov Lampung Sosialisasi Bendungan Way Sekampung di Pringsewu

Sosialisasi pembangunan bendungan Way Sekampung, yang rencananya menggenangi lahan sekitar 800 ha, berlangsung di Balai Pekon Bumiratu, Pagelaran, Rabu (4/11/2015).

Sosialisasi selain dihadiri Asisten II Pemprov Lampung Adeham dan Perwakilan BPN Lampung, juga dihadiri Asisten I Sekkab Pringsewu Zuhairi, Kepala Bappeda Fadholi, dan beberapa kepala pekon dan puluhan warga yang akan terkena bangunan bendungan.
Dalam sosialisasi berkembang pertanyaan dari beberapa warga: apakah harga ganti rugi berdasar pada NJOP, kemudian warga masih pro-kontra terkait lokasi yang bakal ditetapkan menjadi bendungan. Namun prinsipnya warga mendukung asalkan bisa memberikan manfaat yang banyak bagi warga.

Menurut Asisten II Pemprov Lampung adeham menjelaskan maksud dan tujuan di bangunnya bendungan Way Sekampung: meningkatkan pemanfaatan debit Way Sekampung, meningkatkan fungsi waduk Batutegi dalam melayani kebutuhan air. Meningkatkan ketersediaan air untuk melayani kebutuhan air, mengurangi banjir di bagian hilir dan memperkuat ketahanan pangan.
Adeham menjelaskan panitia akan menurunkan tim independen untuk menentukan harga ganti wajar bagi lahan yang akan terkena proyek bendungan. Menurut dia, selain NJOP sebagai salah satu kreteria harga ganti wajar, juga akan ada krireria lain termasuk hasil musyawarah.

Dalam pertemuan kemarin, belum membahas soal ganti wajar lahan yang akan terkena proyek tersebut.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Pringsewu Fadholi menjelaskan luas genangan air yang bakal menggenangi lahan bisa mencapai 850 ha. Dia menjelaskan di wilayah Pringsewu terdapat sembilan pekon yang tersebar di tiga kecamatan bakal terkena genangan air: Kecamatan Pagelan terdapat empat pekon: Pekon Bumiratu, Pamenang, Pasir Ukir dan Lugu Sari. Di Kecamatan Pagelaran Utara ada enam pekon: Pekon Fajarbaru, Kemilin, Gunungraya, Way Kunyir, Fajar Baru dan Kemilin sedangkan di Kecamatan Banyumas hanya satu pekon yang terkena, yaitu Pekon Banjarrejo.

Sementara itu, Darwis Ekalaya Kakon Pasir Ukir, menjelaskan masyarakat di pastikan akan mendukung program pembangunan bendungan Way Sekampung asalkan jembatan Way Sekampung di Pekon Lugusari-Fajarbaru dibangun kembali, sebab dipastikan bakal tenggelam oleh luapan bendungan.

Darwis menjelaskan harga ganti rugi lahan hendaknya tidak berdasarkan NJOP karena hanya 5 sampai 10 ribu per meter. Sementara harga tanah saat ini sudah mahal. "Dalam seperempat hektare di pekonnya sudah Rp60 juta," ungkapnya.

Sementara itu, Ahyar warga setempat menjelaskan fungsi bendungan yang akan dibangun hanya bermanfaat untuk tiga hal: PLTA, PDAM dan pariwisata padahal di Pringsewu butuh untuk air pertanian. "Saya ingin bendungan nantinya juga untuk irigasi, bukan hanya jadi penonton saja," ungkapnya.

Sarjono, Kakon Lugusari, minta kejelasan ganti rugi lahan dan tanam tumbuh termasuk bangunan.(*)