Menteri Sosial Resmikan e-Waroeng

Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa meresmikan e-Warong  Minggu (4/9) di Jl. Wartawan, Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Sukarame Bandar Lampung kehadiran Menteri didamping oleh Dirjen Linjamsos Hari Hikmad, Dirjen Penanganan Fakir Miskin Andi ZA Dulung dan beberapa pejabat di lingkungan Kemensos RI.

Sebelum meresmikan e-warong Mensos membagikan kartu kombo secara simbolis kepada para sasaran program, kartu tersebut  menjadi alat penukar bantuan sosial non-tunai. Dijelaskan bahwa kartu kombo akan diuji coba di 40 kota hingga akhir 2016; jika uji coba berjalan lancar, maka mulai Januari 2017, seluruh bantuan sosial dari pemerintah dapat disalurkan melalui alat kombo Kartu Kelaurga Sejahtera (KKS) Merah Putih.

"Pada 1 Januari 2017, kami terapkan semua untuk Program Keluarga Harapan dan Beras". 

Khofifah mengatakan bahwa dalam uji coba atau proyek percontohan (pilot project) ini kartu kombo dapat digunakan untuk mengambil bantuan sosial beras sejahtera (rastra), dan bantuan PKH. Kartu kombo itu digunakan di "e-waroeng" (warung elektronik dan gotong rotong) yang juga agen Layanan Keuangan Digital (LKD).

Masyarakat penerima bansos tinggal membawa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) yang diterbitkan oleh empat Bank dalam Himbara, yakni Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indoensia dan Bank Tabungan Negara dan menukarnya di "e-waroeng" tersebut. Untuk Kota Bandar Lampung  memakai Kartu yang dikeluarkan oleh BRI.

Dengan KKS tersebut, masyarakat dapat menerima bahan pangan pokok rastra yaitu beras, gula, tepung, dan minyak dengan harga subsidi.

Lebih lanjut Khofifah yang mengaku penggemar berat kopi Lampung tanpa gula ini mengatakan kartu kombo tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk mendapatkan bantuan seperti fungsi LKD, namun juga dapat digunakan untuk bertransaksi seperti tarik tunai atau transfer, serta juga menambung, selayaknya fungsi bank nirkantor (branchless banking).

Menurut Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos RI Hari Hikmad kartu KKS ini dapat membuat distribusi bansos memenuhi kaidah 6T yakni tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat kualitas, dan tepat administrasi. 

Dirjen Penanganan Fakir Miskin Andi ZA Dulung menjelaskan bahwa e-warong adalah bagaikan koperasi yang anggotanya adalah warga penerima bantuan sosial sedangkan isi warong dari Bulog makanya harganya lebih rendah dari pasaran lainnya. Keuntungan warong didapat dari transaksi digital dan akan dibagi bada setiap tahunnya kepada anggota.

e-warong tidak melayani transaksi dari masyarakat selain yang memiliki kartu KKS sehingga tidak merupakan saingan bagi warong disekitarnya.

Pada kesempatan tersebut Mensos juga berkenan menyaksikan transaksi kartu kombo yang dilakukan oleh penerima. (IP/SS)