Lampung Ikuti Kompetisi Mobile Clinic

Gubernur Lampung M Ridho Ficardo yang diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Arinal Djunaidi melakukan presentasi dan wawancara tentang Rumah Sakit (Mobile Clinic) Dinas Kesehatan Provinsi Lampung pada ajang kompetisi Inovasi Pelayanan publik tahun 2016 di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) di Jakarta, Senin (7/3).
Kementerian PANRB menggelar kompetisi inovasi pelayanan publik 2016. Dari 2.476 inovasi yang mengikuti, Panitia telah menetapkan 99 inovasi yang dianggap terbaik (Top 99). “Kompetisi inovasi pelayanan publik 2016 , telah menghasilkan top 99 inovasi dengan keputusan Menteri PANRB nomor 51 tahun 2016,” kata deputy bidang pelayanan publik Mirawati Sudjono, Ak, M.Sc.
Mirawati menjelaskan, kompetisi ini merupakan wujud dari program one agency - one inovation (OAOI). Dengan kata lain setiap kementerian, lembaga, pemerintah provinsi, kabupaten/kota wajib menciptakan minimal satu inovasi dalam setiap tahunnya.
Sekda provinsi Lampung Arinal Djunaidi menyampaikan,Pemprov Lampung telah membuat inovasi untuk mengatasai masalah kegawatdaruratan dan akibat bencana, kasus rujukan, mendekatkan akses kepada masyarakat dengan megadakan Rumah Sakit Keliling.” Dalam kondisi diluar kegawatdaruratan bencana secara periodik RS Keliling memberikan pelayanan di Daerah Otonomi Baru (DOB) yang belum memiliki rumah sakit, singkatnya.
Kepala Dinas Kesehatan provinsi Lampung Dr Hj Reihana, M.Kes menambahkan bahwa landasan hukum penyelenggaraan RS Keliling ini mengacu pada UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Gubernur nomor 16 tahun 2013 tentang Pedoman Mobile Clinic yang mengatur sumber daya manusia, pembiayaan dan operasional, jelasnya.
Tujuan penyelenggaraan RS Keliling sendiri adalah mendekatkan akses pelayanan kesehatan rujukan komprehensif terutama spesilistik dasar (anak, penyakit dalam, kebidanan, bedah) dan spesialis lain kepada masyarakat terutama DOB yang belum memiliki rumah sakit, daerah rawan bencana, kondisi kegawatdaruratan, skrining kasus dan pemeriksaan penunjang yang lengkap, urainya.
Model mini bus rumah sakit keliling dengan dimensi total panjang 6.646mm, lebar 1.945mm dan tinggi 2.165mm ini dilengkapi dengan peralatan kesehatan untuk ruang operasi kecil- sedang, ruang konsultasi dan ruang laboratorium. RS keliling dilengkapi fasilitas konsultasi, laboratorium, operasi minor dan mayor, radiologi, recovery room, angkutan tenaga medis.
RS keliling melakukan pelayanan selama 3 hari di lokasi dengan kegiatan, hari pertama melakukan skrining dan pelayanan poli umum di Puskesmas rawat inap setempat, hari kedua pelayanan spesialistik dan tindakan operasi, hari ketiga pemulihan pasca operasi dan pencatatan dan dokumentasi rekam medik. Kunjungan pasien di RS keliling selama tiga tahun terakhir menunjukan antusias masyarakat, pada tahun 2013 adalah 2.516 kunjungan, tahun 2014 adalah 1.905 kunjungan dan tahun 2015 adalah 1.464 kunjungan. Pembiayaan operasional bersumber APBD Provinsi Lampung, pungkasnya.(HD)