Gubernur Tutup Bimbingan Pemantapan Pendamping PKH Lampung.

Dalam arahannya M.Ridho mengharapkan agar para pendamping dapat membangkitkan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk bangkit dan tumbuh harapan baru. Pertumbuhan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Lampung masih rendah se Sumatra. Terdapat 3 indikator dalam penentuan IPM yakni Pendidikan. Gubernur berharap kepada pendamping "pastikan anak anak lampung dapat mendapatkan pendidikan yang layak".

Tanpa pendidikan maka harapan generasi muda sebagai penerus cita cita bangsa tidak akan terwujud. Selanjutnya indikator Kesehatan Gubernur berharap agar anak-anak Lampung lahir secara sehat. "pastikan ibu hamil KPM memeriksakan kandungannya kelayanan kesehatan, dengan asupan gizi yang memadai sehingga anak anak yang dilahirkan sesehat mungkin dan pastikan juga mereka dapat imunisasi yang lengkap" harapnya.

Indikator yang ketiga adalah Kemiskinan Keluarga. "Para pendamping saya harapkan dapat memperkecil gab antara yang miskin dengan yang kaya, motifasi mereka untuk bisa bangkit lakukan pendampingan pemberdayaan dalam usaha secara kelompok (KUBE)".
Kata M.Ridho Ficardo.

Kalian adalah pahlawan yang menjada keutuhan NKRI. Kemiskinan tidak dapat dilawan dengan senjata namun dengan pemberdayaan dan pendampingan. Oleh karena itu saya berharap kalian dapat berkontribusi yang positif dalam menghantarkan keluarga menjadi sejahtera.

Oleh karena itu Pemerintah Provinsi Lampung akan mendukung para pendamping dan operator PKH dengan tambahan tali asih sebanyak 1 M lebih pada APBD Perubahan tahun 2017.

Diinformasikan oleh Gubernur termuda di Indonesia ini bahwa Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I (pertama) tahun 2017 menempati peringkat tertinggi di Sumatra setelah Provinsi Bengkulu.
Hal tersebut sesuai dengan analisa dari Lembaga Pengkajian Daya Saing "The Asia Competiveness Institute (ACI) dan National University of Singapore (NUS) menempatkan Provinsi Lampung dalam Daya Saing pada posisi ke 14 se Indonesia.

Peningkatan daya saing tertinggi ke 3 se Sumatera. Secara umum ACI menilai daya saing Lampung sejak tahun 2014 (awal kepemimpinan M.Ridho Ficardo dan Bachtiar Basri) sampai dengan tahun triwulan I tahun 2017 naik 11 (sebelas) point. Pada tahun 2014 Lampung berada pada posisi 25 atau level terbawah di Indonesia; pada tahun 2015 berada pada posisi ke 24 sedangkan pada tahun 2016 naik ke posisi 18 dan pada triwulan I tahun 2017 berada pada posisi ke 14 se Indonesia.

Menuju Lampung yang Maju dan Sejahtera pada Tahun 2019 sebagaimana Visi Pemerintah Provinsi Lampung akan segera terwujud mengingat percepatan pembangunan disegala bidang seperti dibidang perhubungan yakni Peningkatan Bandara Radin Intan II menjadi Bandara Internasional dan imbarkasi haji. Bandara "Taufik Kemas" di Kabupaten Pesisir Barat segera beroperasi sebagai bandara domistik.
Jalan Tol Sumatera sepanjang 253 KM dari Bakauheni-Pematang Panggang yang akan beroperasi pada tahun 2018.

Beberapa hari yang lalu telah dilaksanakan ground breaking pembangunan dermaga ke 7 sebagai dermaga eksekutif; yang akan memperpendek waktu tempuh Bakauheni-Merak hanya sekitar 1 jam. Sedangkan sebelumnya waktu tempuh 2-3 jam. Dermaga ini merupakan gagasan/ ide cerdas dari Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo saat pertemuan terbatas dengan Presiden RI beberapa minggu yang lalu di Istana Negara.

Disamping itu akan segera dibangun kawasan industri di Tanjung Bintang dan juga di Kabupaten Tanggamus sebagai kawasan industri maritim.
Dengan industri tersebut maka akan memerlukan tenaga kerja yang banyak jumlahnya. Diharapkan masyarakat Lampung dapat memanfaatkannya. Oleh karena, SDM anak Lampung harus mampu bersaing. Pungkas Gubernur.

Sementara itu Mukti Ningsih selaku panitia penyelenggara mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Lampung yang berkenan menutup bimbingan dan pemantapan ini.
Dilaporkan bahwa peserta sebanyak 348 orang dapat mengikuti dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. (Ppid-Dinsos).