Menduniakan Kopi Lampung dari Liwa, Kunjungan Kerja Wagub

Liwa - Kunjungan Kerja Wakil Gubernur Bakhtiar Basri ke Lampung Barat hari ini dihadiri oleh 1000 petani kopi dari seluruh lampung. Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Lampung memberikan pemaparan pusat pengembangan kopi di Lampung Barat. "Terhitung 2001, AEKI membuat terobosan dengan mendorong Pusat Pengembangan Kopi di Lampung Barat", ujar Ketua AEKI lampung. Sampai 2011, AEKI melatih 3000 petani soal tekhnik budi daya, pemupukan dan lain sebagainya.

 Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Barat yang dalam hal ini mewakili Bupati Mukhlis Basri memberikan penyampaian dalam sambutannya menekankan betapa pentingnya tanaman kopi bagi petani dan lampung barat. "Salah satu andalan lampung Barat adalah kopi. Areal kopi di Kabupaten Lampung Barat mencapai 53 ribu ha dengan pecapaian hasil panen pada tahun  2013 meraih 48.494 ton,  tertinggi di nasional. Secara statistik Kopi Lampung Barat mampu menyuplai 38% produksi kopi lampung dan 7% produksi kopi nasional", ujar Sekdakab Lampung Barat ini.

 Upaya pengembangan kopi lampung ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah mendorong banyak kelompok tani. "Pemerintah Kabupaten Lampung Barat telah mendorong sebanyak 262 kelompok tani yang difasilitasi oleh pabrikan kopi. Dari 140 rb kepala keluarga, 100 ribunya adalah petani kopi. Untuk itu, tata niaga kopi harus diperhatikan agar tidak tertinggal dalam penjualan kopi", papar Sekdakab Lampung Barat.

 Sementara itu, Wakil Gubernur Bakhtiar Basri menyikapi pemaparan diatas juga dasar kehadirannya di Lampung Barat merupakan wujud perhatian pemerintah provinsi Lampung kepada pertanian kopi di Lampung Barat. "Kita datang ke Lampung Barat ini untuk perbaiki tata kelola dan tata niaga kopi lampung secara komprehensif. Mulai hari ini Pak Gubernur Ridho dan saya ingin petani kopi bersatu padu bersama pemerintah dan AEKI utk perbaiki tata kelola dan tata niaga kopi lampung", ujar Wagub dalam sambutannya.

 "Saya juga tidak ingin yang banyak untungnya itu tengkulak kopi dibanding petaninya. Saya selaku wagub dan dengan izin gubernur akan urus hal-hal yang menyangkut kopi. Kita ingin pemimpin berbuat banyak untuk rakyat, termasuk AEKI. Ini kunjungan kami pertama, tapi kita juga akan lihat detail perkembangan kopi kedepannya", imbuh Bakhtiar Basri

 Ditingkat petani, permasalahan pada pertanian kopi selain membutuhkan terobosan baru dalam pengembangannya, petani juga dihadapkan pada masalah gulma. Mereka pun berharap pemerintah kabupaten dan Provinsi bisa membantu masalah tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Purwanto, Salah seorang Petani asal Tanggamus. "Sekarang ini banyak petani beralih tanam komoditas kakao dan buah pala dikarenakan tidak ada terobosan dari pihak pemerintah dalam meningkatkan harga jual kopi dan terobosan terobosan lainnya. Belum lagi masalah gulma yang harus dialami oleh petani kopi", ujarnya pada saat sesi dialog di acara tersebut. Hari ini, yang paling penting adalah, kita mulai kembali tata kelola & tata niaga kopi lampung. Kita kerjakan bersama antara pemerintah dan petani kopi", imbuh Purwanto dalam dialognya dengan wagub dengan penuh harap.

 Menanggapi persoalan tersebut Kadis Perkebunan Provinsi Lampung Toni L. Tobing mengatakan bahwa kalau dua hal yang diutarakan oleh Pak Wagub tadi yaitu tata kelola dan tata niaga bias ditindaklanjuti, maka hasilnya akan luar biasa. Ini sejalan dengan Program Bapak Gubernur Lampung Ridho Ficardo untuk memprioritaskan pertanian dan perkebunan yang saat ini menjadi tulang punggung perekonomian Lampung. Lebih dari 51% penduduk Lampung bersandar di sector ini seperti yang disampaikan Pak Gubernur waktu pengoperasian Sistem Resi Gudang.